Minggu, 24 April 2011

TEMAN DI PERJALANAN

HIKMAH YANG BISA DI DAPAT DARI MANA DAN SIAPA SAJA.

Cerita ini bermula saat saya melakukan perjalanan untuk melakukan penelitian dan pencarian data tugas akhir, yang secara sengaja saya pilih yaitu kota kelahiran saya. Saya menuju kota tersebut melalui jalur udara, menggunakan pesawat udara tentunya. Saat menunggu di ruang tunggu, saya melihat seorang bapak berbicara dengan bapak yang duduk dua kursi di sebelah kanan saya, saya merasa pernah melihat bapak tersebut, dan saya mencoba mengingat-ingat, namun waktu berlalu dan pikiran tersebut hilang begitu saja.

Waktu boarding pun tiba, saya berjalan memasuki pesawat dan saya berharap di barisan saya duduk belum ada orang, karena saya duduk di nomor dua setelah kursi di pinggir jalan. Namun ternyata sudah ada yang duduk di kursi bagian pinggir, dekat jalan. Dan surprise!, ternyata bapak yang tadi saya lihat dan saya rasa mengenalnya yang menduduki kursi tersebut. Setelah saya permisi melewati dia, kemudian saya duduk dan memasang seat belt. Sambil menunggu penumpang lainnya duduk, bapak tersebut mengajak saya berbicara. Beliau bertanya saya kuliah dimana, jurusan apa, dan ada perlu apa ke kota tujuan saya ini. Saya jelaskan bahwa saya sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir. Seiring bergeraknya pesawat udara yang kami naiki, pembicaraan kami pun semakin menarik, setelah perbincangan di antara kami, kemudian saya tahu bahwa dia tinggal di daerah tak jauh dari rumah saya, dia juga pernah mengisi acara Majelis Taqlim di SMA saya dulu beberapa kali, dan dia merupakan dosen umum spesialis hukum di salah satu Institut Agama Islam di kota saya. Dan dari beliau juga saya tahu bahwa Institut itu tahun depan akan menjadi Universitas Negeri Islam, dan dengan strata 1, strata 2 dan strata dua, kemudian menggunakan lahan baru untuk membangunan kawasan Islam terpadu yang terdiri dari Masjid Agung, Universitas, Asrama, Perpustakaan, Islamic Centre, dan berbagai fasilitas yang dapat meningkatkan daya tarik masyarakat untuk datang ke kawasan dan bangunan dalamnya. Dari ilmu dan informasi tentang pembangunan di kota saya sampai asal bapak FSL dan orangtua saya kami bicarkan. Pembicaraan kami cukup menarik, sehingga waktu tempuh selama 1 jam yang kami lalui tidak terasa. Saya bersyukur mendapatkan teman seperjalanan yang dapat memberikan saya ilmu dan informasi baru, dan tentunya perjalanan saya pun menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

Karena kejadian tersebut, saya kemudian mengingat beberapa teman perjalanan saya. Baik menggunakan pesawat udara, kereta api, maupun bis antar kota.

Sebelumnya saya bertemu dengan penderita sakit mata, yang disebut Glaukoma. Saya dan dia berbeda tempat duduk, namun saat naik dan turun pesawat saya mengobrol dengan beliau, seorang wanita, berumur 30an, sudah memiliki anak seusia saya, 20an, beliau menjelaskan bahwa ia menikah muda di bawah 15tahun, dia berasal dari kota yang sama dengan saya namun sejak menikah dia tinggal di ibukota. Awalnya dia berobat di kota kelahirannya, namun karena harus check up dan obat yang dia butuhkan tidak sama jika dia beli di ibukota, dengan jika dia dapatkan di rumah sakit mata kota ini, dia harus sering bolak balik sekali dalam sebulan sejak dioperasi 2 tahun silam. Dia memiliki suami yang bekerja di ibukota dan anak yang sekolah juga di sana, kemudian saat bertemu saya dia berangkat sendiri (menurut dia biasanya dia ada yang mengantar, karena biaya tiket yang mahal, akhirnmya dia berangkat sendiri), padahal melihat kondisinya,seharusnya ada yang mendampingi atau bersamanya untuk menuntun dan mengarahkannya. Yang membuat saya cukup kesal adalah, dari maskapai sendiri tidak ada petugas atau pengantar yang disediakan untuk membantu beliau, karena keadaan ini dapat disebut disable, karena kondisi beliau benar-benar tidak bisa melihat dna berjalan seorang diri. Sejujurnya saya merasa miris, keadaan yang membuat saya teringat betapa saya dan kita seharusnya bersyukur kepada Sang pencipta atas kesehatan dan kesempatan hidup dengan baik yang telah diberikanNya kepada kita. Harusnya kita lebih sering mengingat dan mensyukuri hidup ini dengan tidak terus melihat seseorang yang lebih baik daripada kita, namun juga melihta bahwa masih banyak orang-orang yang lebih ekkurangan daripada kita baik dari kesehatan, harta, maupun jalan hidupnya, dan karena itu kita dapat bersyukur dan senantiasa berusaha menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya, baik dalam hubungan kepada Sang Pencipta, sesama manusia, maupun kepada alam sekitar.

Di perjalanan yang lain, saya bertemu dengan seorang rektor universitas Negeri yang akan melakukan rapat dengan petinggi suatu badan pemerintah di ibukota, dari beliau saya mengetahui informasi dan pengetahuan baru baik dari universitas yang dia pimpin, maupun tentang apa tujuan yang ingin dicapai dalam pertemuan beliau nanti. Yang lainnya, saya pernah bertemu dengans eorang gadis remaja, karena perjalanan yang kami tempuh cukup lama, menggunakan bis, dan pemberhentian hanya 2-3 kali, maka waktu kami otomatis banyak di dalm bis. Di tengah malam saya terbangun dan melihat dia ber-taharah, kemudian melaksanakan sholat, hati saya tersentak, betapa indahnya pemandangan saat itu, malam hari, saat cahaya bulan masuk dari kaca jendela bis, dan sebagian besar penumpang tidur, anak anak manusia yang menemui Penciptanya dan berbicara melalui sholat malamnya. Subhanallah.

Beberapa cerita dari teman di perjalanan saya tersebut, hanyalah sebagian kecil kondisi yang dapat kita temui di perjalanan hidup kita, dan setiap kondisi, peristiwa dan ilmu yang tak terduga dan kita bisa dapatkan, menurut saya adalah karuniaNya yang diberikan kepada kita, manusia, agar lebih memahami dan menyadari bahwa banyak pelajaran hidup yang bisa kita dapatkan dengan bersilaturrahmi dan saling kenal mengenal, baik ilmu yang baik untuk diterapkan maupun ilmu yang tidak baik untuk dijadikan pengingat kita dalam menjalani hidup ini.

Tulisan ini hanya pengalaman dan pendapat saya sendiri. Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan ya. Have a nice read!:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar