Kamis, 14 April 2011

SASARAN DALAM KONSERVASI

# TUGAS KONSERVASI ARSITEKTUR

Sasaran dalam konservasi adalah :

- mengembalikan wajah dari obyek pelestarian,

- memanfaatkan obyek pelestarian untuk menunjang kehidupan masa kini,

- mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan perencanaan masa lalu, tercermin dalam obyek pelestarian,

- menampilkan sejarah pertumbuhan lingkungan kota, dalam wujud fisik tiga dimensi

Buat sebuah kajian/tulisan mengenai sasaran tersebut dengan studi kasus bangunan lama atau sebuah kawasan kota lama?

Studi Kasus :

KANTOR WALIKOTA PALEMBANG

Kota Palembang

(sumber : maps.google.co.id)

Alamat : Mayor Office Palembang Jl. Merdeka No.1 Palembang

Kota palembang dipimpin oleh seorang walikota yang dipilih setiap 5 tahun sekali melalui PILKADA. Walikota memiliki tugas dan wewenang memimpin pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD Kota Palembang. Seorang Walikota bukan Pegawai Negeri sipil karena merupakan jabatan politis.

Kantor Walikota Palembang dibangun pada tahun 1929 dengan bangunan gaya de stijl, yaitu memiliki bentuk dasar kotak dengan atap datar. Selain sebagai kantor pemerintahan, dibagian atas bangunan didirikan menara setinggi 35 m yang difungsikan sebagai penampungan air bersih dengan kapasitas 1200 m3, karena itu sering juga disebut masyarakat kota palembang sebagai kantor ledeng.


Kantor Ledeng 1930-an

(sumber : http://dodinp.multiply.com/journal/item/83/Kantor_Walikota_Palembang_Kantor_Ledeng)

Pembangunan Menara Air, yaitu instalasi pengolahan air bersih pada masa Walikota Palembang dijabat Ir. R.C.A.F.J. Le Cocq d Armandville dapat dikatakan sungguh luar biasa. Pasalnya, saat itu keuangan Haminte (Gemeente) Palembang sedang dalam kondisi yang sangat buruk. Ketika tercetus ide untuk membangun Menara Air, akhirnya dikenal sebagai Kantor Ledeng.

Pada tahun 1928, utang Haminta Palembang sudah menumpuk. Untuk pajak jalan dan jembatan saja, mencapai 3,5 ton emas, Ini belum lagi keterpurukan akibat parahnya sistem administrasi. Setahun kemudian, 1929, setelah pembuatan master plan kotyaoleh Ir. Th. Karsten, dibangunlah sarana air bersih. Selain bangunan berupa menara saat ini, Bangunan yang dibangun pada tahun 1928 selesai di bangun pada 1931 ini didirikan dengan gaya de stijl, yaitu memiliki bentuk dasar kotak dengan atap datar. dengan menghabiskan biasa +/- 1 ton emas

Pendistribusiannya dikenal sebagai sistem gravitasi setinggi 35 meter dan luas bangunan 250 meter persegi. Bak tampungnya berkapasitas 1.200 meter kubik merupakan cara yang efektif pada saat itu untuk pendistribusian air sampai ke daerah klonial dan daerah pasar 16 ilir, segaran dan sekitranya.

Arsitek yang menangani pembangunan gedung juga dimanfaatkan sebagai Kantor Haminte dan Dewan Kota ini adalah Ir. S. Snuijf. Dipilihlah lokasi gedung di tepi Sungai Kapuran dan Sungai Sekanak. Sehingga pada masa itu, posisi Kantor Ledeng tepat di tepian air. Namun kemudian, seiring dengan pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Sekanak, Sungai Kapuran pun ditimbun. Akibatnya dapat diduga. Jalan yang melintas di depan Kantor Ledeng itu pun mengalami banjir saat musim hujan disertai pasang naik Sungai Musi. Ini terlihat pada sebuah foto yang berangka tahun 1930-an.

Bangunan ini berdiri pada tahun 1928 yang dulunya dikenal dengan sebutan Water Tower (Menara Air) atau disebut masyarakat Palembang sebagai Kantor Ledeng.Pada Zaman Jepang pada tahun (1942 - 1945) Balai Kota (Kantor Menara Air) dijadikan Kantor Syuco-kan (Kantor Residen) dan terus dimanfaatkan sebagai balaikota sampai dengan tahun 1956.Bangunan Kantor Walikota Palembang sejak awal telah digunakan sebagai pusat pemerintahan Gemeente Palembang.

Pada saat Kemerdekaan RI diproklamasikan, 17 Agustus 1945, Kantor Ledeng menjadi saksi heroisme pemuda di Palembang. Para pejuang yang terdiri atas bekas opsir Gyu Gun, yaitu Hasan Kasim, M. Arief, Dany Effendy, Raden Abdullah (Cek Syeh), Rivai, dan mantan opsir Gyu Gun lainnya, bekerja sama dengan kelompok pemuda yang dipimpin Mailan beserta pembantunya, Abihasan Said dan Bujang Yacob. Mereka mengibarkan bendera kebangsaan di empat sisi atas Kantor Ledeng, yang difungsikan sebagai penampungan air bersih dengan kapasitas 1200 m3.Tanggal 21 Agustus 1963 Perusahaan Water Ledeng dipindahkan menjadi salah satu tehnik air bersih di Dinas Pekerjaan Umum Kota Praja Palembang. Sejak Saat itu (1963) Kantor Menara Air berubah menjadi Kantor Pusat Pemerintahan Kota Praja Palembang yang sekarang disebut Kantor Walikota.



Sumber :

http://www.epalembang.com/lang/id/service/government/mayors-office/

http://dodinp.multiply.com/journal/item/83/Kantor_Walikota_Palembang_Kantor_Ledeng

1 komentar:

  1. salam^^
    blogwalkin niih :)

    nice info.. kurang laporan makanan ny tuh,, hihihi ^^v

    BalasHapus