Kamis, 14 April 2011

Pulau Kemaro di Kota Palembang



LATAR BELAKANG

Legenda yang Berkembang

pada zaman dahulu seorang putri dari raja Sriwijaya bernama Siti Fatimah dilamar oleh putra raja dari negeri Tiongkok bernama Tan Bun Ann. Raja Sriwijaya ini mengajukan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Tan Bun Ann. Persyaratannya adalah Tan Bun Ann harus menyediakan 9 guci berisi emas. Keluarga Tan Bun Ann pun menerima syarat yang diajukan itu. Untuk menghindari bajak laut, emas yang berada di dalam guci-guci itu dilapisi sayur-mayur oleh keluarga tanpa sepengetahuan Tan Bun Ann.

Pada suatu hari rombongan Tan Bun Ann tiba dari Tiongkok dengan 9 guci emas yang telah dijanjikan. Namun, setelah diminta menunjukkan isi gucinya oleh raja Sriwijaya, Tan Bun Ann terkejut karena melihat sayur mayur di dalam 9 guci yang dibawanya. Karena kaget dan marah, tanpa memeriksa terlebih dahulu, Tan Bun Ann langsung melemparkan guci-guci tersebut ke dalam Sungai Musi. Tetapi pada guci yang terakhir, terhempas pada dinding kapal dan pecah berantakan, sehingga terlihatlah kepingan emas yang berada di dalamnya.

Rasa penyesalan yang membuat Tan Bun Ann mengambil keputusan tak terduga, ia menceburkan diri ke dalam Sungai Musi. Melihat kejadian tersebut, Siti Fatimah ikut menceburkan diri ke sungai, sambil berkata, “Bila suatu saat ada tanah yang tumbuh di tepi sungai ini, maka di situlah kuburan saya.” Dan ternyata benar, tiba-tiba dari bawah sungai timbul gundukan tanah yang akhirnya sekarang menjadi pulau Kemaro ini.

Apabila kita berkunjung ke pulau Kemaro, akan didapati tiga buah gundukan tanah yang menyerupai batu karang, dimana setiap gundukan diberi semacam atap dari kayu dan diberi batu nisan dengan tulisan Tiongkok yang didominasi warna merah. Menurut cerita, gundukan tanah yang di tengah adalah makam sang putri. Sedangkan dua gundukan tanah yang ada di sebelanya merupakan makam ajudan dari pangeran Tiongkok dan dayang kepercayaan sang putri. Hingga kini makam-makam tersebut masih terawat baik sebagai legenda pulau Kemaro.

Faktual

Basis Penyerangan Belanda terhadap Kesultanan Darussalam Palembang, yang berakhir dengan kekalahan belanda dan ditenggelamkannya kapal perang Belanda Jacarta dan De Watcher .

● Tempat penyanderaan tentara Belanda dalam Keraton Batu Ampar

● Dijadikan sebagai benteng terkuat Kesultanan Palembang.

● pasca pemberontakkan (G30S/PKI), digunakan sebagai tempat pembantaian orang-orang yang dituduh sebagai anggota PKI.

● Tempat Peribadatan penduduk Tionghoa Palembang terutama saat Imlek dan Cap Goh Me

LOKASI

Luas Pulau Kemaro : ± 32 Ha

Ketinggian dari Permukaan Laut : ± 5m

Kepemilikan Lahan

-milik Pemerintah :

sebagian lahan kawasan pulau milik pemerintah

-milik Swasta :

lahan terbangun dan tidak terbangun milik pihak swasta mencakup lahan dan bangunan milik PT.Lestari Manggis, lahan dan bangunan Klenteng yang dimiliki oleh Yayasan Tua Pekong Keramat Pulau Kemaro, dan lahan tidak terbangun milik PERTAMINA.

-milik masyarakat : -

Peraturan Setempat

(sumber : RTRW Kota Tahun 2004-2014. BAPPEDA Kota Palembang)

- Peruntukkan :

Kawasan Wisata, Ruang Terbuka Hijau (RTH), Kawasan Pertanian/Perikanan, Kawasan Industri

- Kepadatan Penduduk : < 50 Jiwa/Ha (rendah)

- KDB : 60% - 80%

Pulau Kemaro terletak di sebuah delta yang berada di tengah-tengah sungai Musi, sekitar 5 km arah hulu (dari Jembatan Ampera).

Secara administratif, kawasan Pulau Kemaro berada di kelurahan 1 Ilir Kecamatan Ilir Timur II dan Kelurahan sei Selincah Kelurahan Kalidoni.

Dengan Batasan-batasan wilayah sebagai berikut :

● Sebelah Utara :

Sungai Musi, Kelurahan Sei Selincah Kecamatan Kalidoni

● Sebelah Selatan :

Sungai Musi, Kelurahan Plaju Ulu Kecamatan Plaju, dan Kelurahan Komperta kecamatan Plaju

● Sebelah Barat :

Sungai Musi, Kelurahan Sei Selayur Kecamatan Kalidoni, dan Kelurahan Tangga Takat Kecamatan Seberang Ulu

● Sebelah Timur :

Sungai musi, Kelurahan Sei Lais Kecamatan Kalidoni, Kecamatan Komperta Kelurahan Plaju.

KAWASAN AKTIFITAS KEAGAMAAN


Zona Kegiatan Utama :

Bangunan Kelenteng, Pelataran Kelenteng, Makam Penunggu Pulau,Altar Thien, Pagoda, Tempat Pembakaran Uang Kertas, Pohon Keramat (Pohon Beringin)

Zona Kegiatan Penunjang :

Pintu Gerbang, Anjungan Pandang, Pos Penerima, Bangunan Utilitas, Toilet Umum, Rumah Penjaga Kawasan

Zona Kegiatan pendukung :

Dermaga, Area Aktifitas Penjualan Makanan dan Minuman



Bangunan Kelenteng Hok Ceng Bio

(sumber: Dokumentasi Pribadi)


Pelataran Kelenteng

(sumber: Dokumentasi Pribadi)


Makam Penunggu Pulau (Berupa Gundukan Tanah)

(sumber: Dokumentasi Pribadi)


Altar Thien (Tuhan YME)

(sumber: Dokumentasi Pribadi)


Pagoda Berlantai 8

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tempat Pembakaran Uang Kertas (berupa tungku dengan atap kubah)

(sumber: Dokumentasi Pribadi)


Pohon Keramat (Pohon Beringin)

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pintu Gerbang

(sumber: Dokumentasi Pribadi)


Dermaga

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pedestrian Way

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bangunan Utilitas

(sumber: Dokumentasi Pribadi)


Toilet Umum

(sumber: Dokumentasi Pribadi)


Pos Jaga/balai Penerima

(sumber: Dokumentasi Pribadi)



Anjungan Pandang

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bangunan Tempat Tinggal Penjaga Kelenteng

(sumber: Dokumentasi Pribadi)


Bangunan Penjaga Kawasan

(sumber: Dokumentasi Pribadi)


Bangunan Tempat Aktifitas Penjualan Makanan dan Minuman

(sumber: Dokumentasi Pribadi)




Keadaan Lingkungan Kawasan

(sumber: Dokumentasi Pribadi)


Keadaan Lingkungan di Luar Kawasan

(sumber: Dokumentasi Pribadi)



3 komentar: