Jumat, 04 Februari 2011

Tugas Kritik Arsitektur #2

ANALISIS BANGUNAN DENGAN METODE TYPICAL

Metode kritik dengan melihat struktur(stuctural), bentuk(form), dan fungsi(function) dari bangunan. Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian teoritikus dan sejarawan arsitektur karena desain menjadi lebih mudah dengan mendasarkannya pada type yang telah standard, bukan pada innovative originals (keaslian inovasi). Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, fungsi (utility) dan ekonomi lingkungan arsitektur yang telah terstandarisasi dan terangkum dalam satu typologi.

MAL CIPUTRA JAKARTA DAN MAL CIPUTRA SEMARANG

MAL CIPUTRA JAKARTA

Berawal dari mulai dikenalkannya konsep mal pada sebuah pusat belanja di akhir tahun 1980an, Grup Ciputra ingin mencoba menerapkan konsep tersebut pada salah satu pusat belanja rancangannya, sekaligus sebagai pelopor ke-2 konsep mal di Indonesia. Keinginan ini terwujud dalam perencanaan sebuah pusat sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta Barat yang dikenal dengan Mal Ciputra. Bekerjasama dengan konsultan arsitektur dari Amerika-Design internasional, perencanaan Mal Ciputra dimulai pada tahun 1989. Pembangunannya dimulai pada Maret 1991, pembukaan pada 26 Februari 1993 dan diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto pada 21 Maret 1994. Pada saat itu, selama kurun waktu beberapa tahun, mal ini sempat berjaya menjadi pusat belanja terbesar di Indonesia sebelum menjamurnya mal-mal lain yang lebih besar.

Mal Ciputra yang menempati lahan di persimpangan antara Jl.S.Parman-Jl.Kyai Tapa-Jl.Tol Dalam Kota, adalah lokasi yang strategis karena selalu menjadi daerah yang dilewati setiap orang yang akan menuju ke kawasan Jakarta Barat. Akses pencapaiannya pun sangat menguntungkan karena dapat ditempuh melalui beberapa ruas jalan dan dibuat pintu-pintu masuk dari setiap ruas jalan tersebut.

Struktur (Structural)

Dengan luas lahan ±5 ha, Mal Ciputra adalah sebuah Superblocks dengan Mix-Used Complex, yaitu Mal dengan luas ±80000m2 yang terdiri dari 9 lantai, dan hotel bintang 4 dengan luas 30000m2 yang terdiri dari 9 lantai.

Perancangan Mal Ciputra tidak melupakan 2 faktor penting, yaitu kemudahan dan kenyamanan pengunjung. Untuk kemudahan, dibuat koridor utama dengan sistem ramp sepanjang interior bangunan sebagai sirkulasi horizontal, sedangkan untuk sirkulasi vertikal terdapat 10 buah elevator dan 29 buah eskalator, serta berbagai signage/directory sebagai penunjuk arah. Untuk kenyamanan, dibuat ruang-ruang publik dengan ukuran besar antara lain. Atrium dan centercourt tempat berbagai acara biasa dilaksanakan sebagai pameran. Dilengkapi juga dengan elemen-elemen interior seperti void, skylight, pada lantai Foodcourt sebagai penerangan alami, dan bridge.


Bentuk (Form)

Konsep arsitektural secara keseluruhan baik eksterior maupun interior adalah Festive, bersifat cerah dan ramai. Konsep ini dapat terlihat antara lain pada permainan 2 warna utama yaitu Peach yang saat itu menjadi trend warna internasional, dan Hijau Tosca yang melambangkan Corporate Identity Grup Ciputra. Terlihat juga pada permainan bentuk massa bangunan yang merupakan perpaduan antara bangunan mal dan hotel yang disambungkan melalui sebuah podium di bagian tengah, lengkap dengan menara pada kedua ujungnya

Fungsi (Function)

Dengan konsep Family Shopping Center berslogan “World of Choices – Dunia segala Pilihan” ,Mal Ciputra adalah mal keluarga tempat dimana berbagai kebutuhan dan aktivitas seluruh keluarga dapat terpenuhi. Tidak tertutup juga untuk kalangan pelajar dan karyawan karena lokasinya yang dikelilingi kompleks perumahan, pendidikan dan niaga. Keanekaragaman pengunjung tersebut membuat mal ini selalu ramai setiap harinya


MAL CIPUTRA SEMARANG

Mal Ciputra Semarang terletak di daerah paling strategis di kawasan simpang lima yang menjadi landmarknya Kota Semarang. Berdiri di atas lahan berbentuk segienam, berada di sebelah utara simpang lima. Mal ini dibatasi oleh Jl.Gajah Mada dan Jl.K.H.Ahmad Dahlan di kanan kirinya, serta Jl.Anggrek Raya yang melingkar di belakang gedung mal.

Struktur (Structural)

Pada awal perancangan bangunan seharusnya terdiri dari 8 lantai dengan konsep mixed-use complex yang terdiri dari mal, hotel dan kantor. Namun terjadi perubahan, karena setelah dilakukan survey ternyata pasar masih belum mengenal konsep berbelanja ala mal yang sifatnya rekreasi. Oleh karena itu, pihak pengembang memutuskan untuk menghilangkan fungsi kantor dan memperkecil luas mal menjadi 3 lantai saja. Sedangkan pembangunan hotel dilakukan secara bertahap. Mal ini juga memiliki jembatan yang menghubungkan bangunan-bangunan di sekitar persimpangan, seperti Mal Ciputra dengan gedung parkir, dan Mal Ciputra dengan Plaza Simpang Lima. Dengan adanya fasilitas jembatan, diharapkan dapat memudahkan pengunjung untuk menikmati dna mengunjungi semua bangunan yang ada di sekeliling Simpang Lima.



Bentuk (Form)

Mal Ciputra yang menjdi pioneer di Kota Semarang, tentunya membawa citra tersendiri. Di lingkungannya, mal ini dianggap sebagai trend setter bila ditinjau dari letak bangunan, bentuk bangunan, dan konsep perancangan arsitektur dan interiornya. Mal ini memiliki bentuk massa bangunan L yang bertujuan untuk memperkuat daya tangkap pandangan mata atau sebagai landmark di lingkungannya.

Pada facade bangunan, ditonjolkan permainan bentuk massa bangunan yang merupakan perpaduan antara mal dan hotel. Kedua fungsi tersebut dijadikan satu, dihubungkan dengan podium lengkap dengan menara(tower) di bagian tengah. Tema yang digunakan yaitu Festive, yang banyak menggunakan warna-warna cerah dan ramai, bangunan mal memiliki daya tarik visual dengan tambahan berbagai aksesoris pada eksterior mal. Komposisi warna facade bangunan menggunakan warna peach dan hijau tosca yang melambangkan corporate identity perusahaan.

Fungsi (Function)

Karakter yang diinginkan oleh pengembang dan pengelola Mal Ciputra Semarang adalah family shopping center yaitu sebuah mal keluarga yang dapat menampung semua aktivitas dan kebutuhan keluarga mulai dari orangtua sampai anak-anak. Ditambah lagi dengan lokasi lahan yang strategis dan menjadi daya tarik utama yang ditonjolkan.


Kesimpulan :

Dari analisis yang telah dilakukan dengan metode typical pada Mal Ciputra Jakarta dan Mal Ciputra Semarang, maka akan didapat kesimpulan antara lain : Pemilik/Pengembang kedua bangunan yang berbeda, yaitu PT.Ciputra Sentra dan PT.Ciputra Semarang, masih dalam satu Grup Ciputra, memiliki tema dan konsep bentuk yang sama, yaitu Festive. Dominasi warna cerah dan ramai, seperti penggunaan warna Peach dan Hijau Tosca pada facade yang melambangkan Corporate identity perusahaan. Dengan fungsi bangunan mal dan hotel, atau dikenal dengan mixed-use building, kedua bangunan ini memiliki kesamaan dengan bangunan mal yang ada pada saat ini, namun merupakan bangunan yang modern dan menarik saat tahun pembangunannya dan beberapa tahun setelahnya, sebelum munculnya mal-mal yang semakin menjamur di Indonesia, khususnya Jakarta.

Sumber :

Buku INDONESIA SHOPPING CENTERS #1. Penerbit PT.Griya Asri Prima. 2006.

www.google.com

1 komentar:

  1. Betway mobile sports betting app and app - JTM Hub
    The latest version of the Betway Mobile 충청북도 출장안마 sports 전라북도 출장안마 betting app for iPhone and Android has been upgraded 밀양 출장안마 to 전주 출장안마 a new, Oct 경기도 출장샵 19, 2019 · Uploaded by The Betway Insider

    BalasHapus